Monday, 4 February 2013

Berfikiran positif ciri Mukmin sejati

Bersabar hadapi kesusahan, bersyukur nikmati kesenangan

Jika menilai ibadah, amal salih dan ketaatan lain kita kepada Allah SWT, ia masih kurang dibandingkan rahmat serta kasih sayang tidak terhingga yang dilimpahkan Allah SWT untuk hamba-Nya. 


Paling banyak kita lakukan sepanjang masa adalah kemaksiatan dan dosa terhadap Allah SWT seakan-akan murka-Nya tersembunyi di sebalik kasih sayang diberikan. Setiap hari kita akan melakukan dan menabung dosa, namun kita masih lagi dinaungi oleh rahmat-Nya. 

Bukankah kita masih diperkenankan untuk meneruskan perjalanan hidup. Udara di dunia masih boleh dihirup dan dihembus setiap detik. Bahkan, pelbagai jenis keperluan kehidupan masih lagi dipenuhi dan ditunaikan oleh Allah Maha Penyayang lagi Maha Pengasih. 


Alam yang sementara ini masih relatif bersahabat dengan kita apabila dibandingkan dengan umat terdahulu yang langsung diazab dan dihukum oleh alam ketika dosa serta kemaksiatan semakin bermaharajalela. 

Ini menandakan betapa luasnya rahmat Allah berbanding kemurkaan-Nya. Oleh itu, di hadapan sahabatnya, Rasulullah SAW berpesan: “Tatkala Allah menciptakan seluruh makhluk, Allah menuliskan dalam kitab-Nya, yang kitab itu berada di sisi-Nya di atas Arasy, yang isinya adalah: “Sesungguhnya rahmat-Ku mengatasi kemurkaan-Ku.” (Riwayat Bukhari dan Muslim) 

Pernah terjadi pada suatu ketika, ada satu rombongan tawanan perang dihadapkan kepada Rasulullah SAW. Di tengah-tengah rombongan itu, ada seorang ibu yang sedang mencari-cari bayinya. 

Tatkala dia berhasil menemui bayinya itu, maka dia pun memeluknya erat-erat ke tubuhnya dan lalu menyusuinya. Pada saat itu, Rasulullah SAW bertanya kepada rombongan: “Apakah menurut pandangan kalian semua ibu ini akan tergamak melemparkan anaknya ke dalam api yang panas membakar? Rombongan itu menjawab: Tidak mungkin, demi Allah. Sebaliknya si ibu sanggup mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan bayinya daripada terlempar ke dalamnya. Maka Rasulullah SAW bersabda: Memang benar, Allah SWT lebih sayang kepada hamba-Nya daripada ibu ini yang menyayangi anaknya.” (Riwayat Bukhari dan Muslim) 
Justeru, setiap Muslim wajib menginsafi jika kini kita semakin yakin betapa luasnya rahmat Allah SWT, seharusnya kita lebih bersemangat dan jangan sama sekali terlintas dalam benak fikiran untuk berputus asa. Sikap berputus asa sebenarnya adalah sifat orang kafir dan sesat. 

Benarlah firman Allah SWT bermaksud: “Mereka menjawab: Kami menggembirakanmu dengan jalan yang sungguh benar, oleh itu janganlah engkau menjadi orang yang berputus asa. Nabi Ibrahim berkata: Dan tiadalah sesiapa yang berputus asa daripada rahmat Tuhannya melainkan orang yang sesat.” (Surah al-Hijr, ayat 55-56) 

Oleh itu, Rasulullah SAW menyanjungi seorang mukmin yang berfikir positif dalam hidupnya, bahkan sifat itu antara ciri mukmin sejati. Rasulullah SAW bersabda: “Amat menakjubkan sikap seorang mukmin yang sentiasa memandang baik terhadap segala sesuatu di sekelilingnya. Sikap ini sebenarnya tidak pernah wujud pada umat lain kecuali kepada golongan mukmin. Apabila seseorang mukmin itu memperoleh kebaikan, dia terus bersyukur kepada Allah dan itu adalah baik baginya. Jika dia ditimpa keburukan, maka dia pun bersabar menghadapinya dan ini pun baik baginya.” (Riwayat Muslim) 

Mukmin sejati sudah pasti menginsafi baik mahupun buruk dalam kehidupan ini akan datang silih berganti menimpa dirinya. Pada satu ketika, dia mengecapi nikmat kesenangan yang dikurniakan Allah dan mungkin pada ketika lain dia akan ditimpa kesusahan yang menguji kesabarannya. 

Keadaan itu bertepatan firman Allah SWT bermaksud: “Dan demikian itulah keadaan hari-hari (dunia ini dengan peristiwa kemenangan atau kekalahan), Kami gilirkannya antara sesama manusia (supaya menjadi pengajaran) dan supaya nyata apa yang diketahui Allah mengenai orang yang tetap beriman (dan yang sebaliknya).” (Surah Ali-Imran, ayat 140) 


Credit: Dr Engku Ahmad Zaki Engku Alwi

No comments:

Post a Comment