Jangan membazir
ABU Zaid Abdurahman Ibnu Khaldun, seorang pakar sosiologi Muslim yang wafat pada 808 Hijrah, pernah mengemukakan sebuah penemuan. Menurut beliau, sebuah bangsa yang setiap rakyatnya berlumba-lumba mempraktikkan akhlak mulia berpotensi menjadi penguasa dunia.
Ibnu Khaldun melanjutkan: "Namun sebaliknya, jika Allah hendak meruntuhkan suatu bangsa, maka Allah akan membiarkan penduduk bangsa itu melakukan perbuatan-perbuatan tercela dan melangkah di jalan-jalan keburukan serta hilang keutamaan politik daripada diri mereka. Mereka akan terus mengalami kemunduran hingga suatu saat kekuasaan terlepas daripada tangan mereka dan beralih ke bangsa lain."
Ibnu Khaldun berkata: "Kajilah sejarah bangsa-bangsa besar, anda akan membuktikan kebenaran ucapan saya ini."
Sikap hedonisme
Ucapan ini menjadi bahan renungan kita kali ini. Kemakmuran yang kita kecapi pada hari ini adalah hasil peluh generasi sebelum kita. Mereka terkenal bangsa yang sopan santun, berbudi lembut dan kuat mengamalkan agama.
Namun apa yang berlaku sekarang telah banyak berubah. Nilai-nilai kesopanan telah banyak yang ditinggalkan. Dan pantang larang agama tidak lagi diambil berat. Jika fenomena ini terus berlanjutan, kehancuran pasti menimpa kita di masa hadapan.
Salah satu sifat buruk itu adalah sikap membazir harta untuk perkara-perkara yang tidak bermanfaat. Pembaziran adalah salah satu sikap hedonisme yang padah akibatnya. Budaya ini bertuhankan nafsu dan membelakangi akal.
Budaya pembaziran mendorong kita membeli barang yang tidak kita perlukan dan membelanjakan harta untuk perkara yang tidak bermanfaat. Kita membeli suatu barang setakat hanya ingin ikut trend dan tidak dikata ketinggalan zaman.
Ikut keperluan
Islam menyuruh kita untuk mengamalkan kesederhanaan dan melarang pembaziran. Harta yang berada di tangan kita ini bukan milik kita, akan tetapi titipan dan amanah daripada Allah SWT. Siapa yang membelanjakan hartanya secara membazir, maka ia sangat dekat syaitan.
Allah SWT berfirman: Sesungguhnya orang yang membazir adalah saudara-saudara syaitan. Dan syaitan sangat kufur kepada tuhannya. (al-Isra: 27)
Hidup sederhana bukan kedekut. Ia tidak menahan kita agar tidak berbelanja sama sekali. Definasi yang paling tepat untuk kesederhanaan adalah berbelanja mengikut keperluan, bukan keinginan. Sebab keinginan manusia tidak ada hadnya.
Umar bin Al-Khattab suatu hari berkunjung ke rumah anaknya: Abdullah. Tiba-tiba beliau melihat sepotong daging. Umar bertanya: "Mengapa ada daging di sini?"
Abdullah menjawab: "Aku sedang teringin memakan daging, jadi aku membelinya."
Umar berkata: "Apakah setiap kali teringin sesuatu, engkau terus memakannya? Cukuplah pembaziran yang dilakukan seseorang, setiap kali ia menginginkan sesuatu ia lalu memakannya."
Ucapan Sayidina Umar ini patut menjadi pegangan kita.
Setiap kali berada di pusat membeli belah, sering-seringlah bertanya kepada diri sendiri, "Apakah saya benar-benar memerlukan barang ini?" Wallahu a'lam.
No comments:
Post a Comment